Api.co.id – Jika Anda berkecimpung di dunia pengembangan perangkat lunak, aplikasi mobile, atau sekadar antusias dengan teknologi digital, istilah REST API pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Namun, seberapa dalam Anda memahaminya?
Perlu Anda pahami bahwa di era modern ini, sebuah aplikasi jarang sekali berdiri sendiri. Bayangkan saat Anda memesan ojek online; aplikasi tersebut harus menampilkan peta (Google Maps), memproses pembayaran (Payment Gateway), dan mengirim notifikasi (Layanan Messaging). Semua sistem ini berbeda perusahaan, berbeda bahasa pemrograman, namun bisa “mengobrol” dengan lancar. Siapa pahlawan di balik layar ini? Jawabannya adalah REST API.
Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu REST API, mulai dari definisi mendalam, prinsip arsitektur, cara kerja teknis, hingga mengapa teknologi ini menjadi standar industri saat ini.

Apa Itu REST API? Menggali Lebih Dalam dari Sekadar Definisi
Sebelum masuk ke teknis, mari kita bedah satu per satu. REST adalah singkatan dari Representational State Transfer, sedangkan API adalah singkatan dari Application Programming Interface.
1. Memahami API (Si Perantara)
Secara sederhana, API adalah perantara perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi berbeda untuk saling berkomunikasi.
Analogi Restoran: Bayangkan Anda (Klien) duduk di sebuah restoran. Anda ingin makan (Data), dan dapur (Server) adalah tempat makanan dibuat. Anda tidak bisa langsung masuk ke dapur dan memasak sendiri. Anda membutuhkan pelayan. Di sini, Pelayan adalah API. Dia mencatat pesanan Anda, membawanya ke dapur, dan kembali membawa makanan yang Anda minta. Tanpa pelayan, komunikasi antara Anda dan dapur akan kacau.
2. Memahami REST (Aturannya)
Jika API adalah pelayannya, maka REST adalah SOP (Standar Operasional Prosedur) atau aturan main bagaimana pelayan tersebut harus bekerja. REST diperkenalkan oleh Roy Fielding pada tahun 2000 dalam disertasi doktoralnya. Ia menetapkan sekumpulan batasan arsitektur. Jika sebuah API mengikuti aturan-aturan REST ini, maka API tersebut disebut RESTful API.
REST API menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol)—protokol yang sama yang digunakan browser Anda untuk membuka website ini—untuk mengakses, mengubah, dan menukar data. Keindahan dari REST API adalah sifatnya yang universal. Tidak peduli server Anda dibuat dengan bahasa Python, PHP, atau Java, dan klien Anda menggunakan Android, iOS, atau Web, selama mereka mengerti protokol HTTP, mereka bisa bertukar data. Ini membuat komunikasi menjadi aman, mudah, efektif, dan efisien.
Baca Juga:Â Mengenal HTTP, HTTPS, dan SSL: Trio Vital Penjaga Keamanan Website Anda
6 Prinsip Dasar Arsitektur REST API (Constraints)
Agar sebuah sistem bisa disebut RESTful, ia harus mematuhi serangkaian prinsip atau batasan (constraints). Prinsip-prinsip ini dirancang untuk membuat sistem yang cepat, andal, dan mudah dikembangkan (scalable). Berikut adalah penjelasannya secara mendetail:
1. Client-Server Architecture (Pemisahan Klien dan Server)
Prinsip ini adalah fondasi utama. Harus ada pemisahan yang jelas antara Klien (tampilan depan/frontend yang berinteraksi dengan pengguna) dan Server (backend yang mengelola data).
-
Keuntungannya: Tim frontend bisa mempercantik tampilan aplikasi tanpa mengganggu logika database di backend, begitu pula sebaliknya. Keduanya bisa berkembang secara independen selama antarmuka (interface) komunikasinya tidak berubah.
2. Stateless (Tidak Menyimpan Status)
Ini adalah karakteristik paling krusial. Stateless berarti server tidak menyimpan data apapun mengenai sesi (session) klien di antara permintaan.
-
Artinya: Setiap permintaan (request) yang dikirim klien ke server harus lengkap. Permintaan tersebut harus memuat semua informasi yang dibutuhkan server untuk memprosesnya (termasuk siapa yang meminta, data apa yang diminta, dll). Server tidak boleh berkata, “Oh, ini orang yang tadi minta data A, sekarang pasti dia mau data B.” Server memperlakukan setiap request sebagai tamu baru.
-
Kenapa ini bagus? Server menjadi sangat ringan karena tidak perlu mengingat ribuan sesi pengguna. Jika satu server mati, request bisa dialihkan ke server lain tanpa masalah karena tidak ada data sesi yang hilang.
3. Cacheable (Dapat Di-Cache)
Dalam dunia jaringan, pengiriman data membutuhkan waktu dan bandwidth. REST API mengizinkan data untuk disimpan sementara (cached) di sisi klien atau perantara.
-
Contoh: Jika aplikasi Anda meminta daftar produk dari server, server bisa melabeli respons tersebut sebagai “Cacheable selama 1 jam”. Maka, jika pengguna membuka daftar produk lagi 10 menit kemudian, aplikasi tidak perlu menghubungi server lagi; cukup ambil data yang tersimpan di memori. Ini membuat aplikasi terasa jauh lebih cepat.
4. Uniform Interface (Antarmuka Seragam)
Agar komunikasi lancar, harus ada “bahasa” yang seragam. Dalam REST, ini berarti setiap sumber daya (resource) harus memiliki identitas yang unik (biasanya berupa URL/URI) dan cara manipulasi yang standar. Tidak peduli aplikasinya apa, cara memanggil datanya memiliki pola yang konsisten.
5. Layered System (Sistem Berlapis)
Klien tidak perlu tahu apakah dia terhubung langsung ke server database, atau terhubung ke server load balancer, atau lewat security firewall. Arsitektur REST memungkinkan sistem disusun berlapis-lapis. Anda bisa menambahkan lapisan keamanan, lapisan caching, atau lapisan penyeimbang beban di depan server utama tanpa klien menyadarinya. Ini meningkatkan keamanan dan skalabilitas sistem.
6. Code on Demand (Opsional)
Meskipun jarang digunakan dibandingkan prinsip lainnya, REST mengizinkan server untuk mengirimkan kode yang bisa dieksekusi (seperti script Java atau JavaScript) ke klien untuk memperluas fungsionalitasnya secara sementara.
Baca Juga:Â Menelusuri Jejak Sejarah REST API: Dari Disertasi Akademik hingga Standar Web Modern
Bedah Anatomi: Bagaimana Cara Kerja REST API?
Cara kerja REST API sebenarnya sangat logis karena mengadopsi cara kerja web itu sendiri. Prosesnya melibatkan pertukaran pesan antara Klien dan Server. Mari kita bedah komponen teknisnya agar Anda benar-benar paham.
Komponen Utama dalam Request (Permintaan)
Saat klien (aplikasi) ingin “berbicara” dengan server, ia harus menyusun paket permintaan yang terdiri dari:
1. Endpoint (URL)
Ini adalah alamat tujuan. Sama seperti alamat rumah, endpoint harus spesifik.
-
Contoh:
https://api.co.id/v1/produk/123-
https://api.co.id: Base URL. -
/v1/: Versi API (penting agar perubahan di masa depan tidak merusak aplikasi lama). -
/produk/: Resource yang ingin diakses. -
123: ID spesifik dari produk tersebut.
-
2. HTTP Method (Kata Kerja)
REST API menggunakan kata kerja standar HTTP untuk memberi tahu server tindakan apa yang diinginkan. Berikut adalah “The Big Four” yang wajib Anda tahu:
-
GET: Digunakan untuk mengambil atau membaca data. (Contoh: Tampilkan daftar sepatu).
-
POST: Digunakan untuk mengirim atau membuat data baru. (Contoh: Tambahkan sepatu baru ke inventaris).
-
PUT: Digunakan untuk memperbarui data yang sudah ada secara keseluruhan. (Contoh: Ganti semua info sepatu ID 123 dengan info baru).
-
DELETE: Digunakan untuk menghapus data. (Contoh: Hapus sepatu ID 123).
-
(Tambahan) PATCH: Mirip dengan PUT, tapi hanya memperbarui sebagian data saja (misal: hanya ganti harganya saja, bukan seluruh data sepatu).
3. Headers
Ini adalah metadata atau informasi tambahan.
-
Authentication: Mengirimkan “kunci rahasia” atau Token (seperti Bearer Token) agar server tahu bahwa klien memiliki izin akses.
-
Content-Type: Memberi tahu server format data apa yang dikirim (biasanya
application/json).
4. Body (Data)
Digunakan pada metode POST atau PUT. Ini adalah isi paket data yang ingin dikirimkan ke server, biasanya dalam format JSON (JavaScript Object Notation).
baca juga :Â REST API vs. SOAP vs. GraphQL: Mana Arsitektur yang Terbaik untuk Proyek Anda?
Komponen Utama dalam Response (Jawaban)
Setelah server memproses, ia akan membalas dengan dua hal utama:
1. Status Code
Ini adalah kode tiga digit yang memberi tahu klien apakah permintaan berhasil atau gagal. Anda harus menghafal kategori utamanya:
-
200 Series (Sukses):
-
200 OK: Berhasil. -
201 Created: Berhasil membuat data baru.
-
-
400 Series (Kesalahan Klien):
-
400 Bad Request: Klien mengirim data yang formatnya salah. -
401 Unauthorized: Klien tidak punya izin/kunci akses. -
404 Not Found: Data atau URL yang dicari tidak ada.
-
-
500 Series (Kesalahan Server):
-
500 Internal Server Error: Server sedang bermasalah atau down.
-
baca juga:Â Bukan Sekadar Angka! Memahami Arti Kode HTTP 200, 400, dan 500 dalam REST API
2. Body Response
Data yang diminta oleh klien, biasanya dikemas rapi dalam format JSON. Contoh respons JSON:
{
"id": 123,
"nama_produk": "Sepatu Lari",
"harga": 500000,
"stok": 15
}
Langkah demi Langkah: Simulasi Alur Kerja REST API
Agar lebih konkret, mari kita simulasikan alur kerja saat Anda menggunakan aplikasi Travel untuk mencari tiket pesawat.
-
Klien Menyusun Request: Pengguna menekan tombol “Cari Tiket”. Aplikasi (Klien) menyusun permintaan HTTP:
-
Method: GET
-
Endpoint:
https://api.travel.com/flights?date=2023-12-25&dest=Bali -
Header: Kunci API aplikasi.
-
-
Transmisi: Permintaan ini dikirim melalui internet. Berkat prinsip Layered System, permintaan mungkin melewati firewall dan load balancer sebelum sampai ke server utama.
-
Server Memproses: Server menerima permintaan.
-
Pertama, server mengecek Header: “Apakah kunci API ini valid?” (Otentikasi).
-
Kedua, server membaca URL: “Oh, dia minta data penerbangan ke Bali tanggal 25 Des.”
-
Ketiga, server melakukan query ke Database untuk mengambil data tersebut.
-
-
Server Mengirim Respons: Database memberikan data. Server membungkus data tersebut ke dalam format JSON dan menambahkan kode status
200 OK. Respons dikirim balik ke klien. -
Klien Menampilkan Data: Aplikasi menerima JSON. Aplikasi kemudian membaca data tersebut dan merender (menggambar) daftar penerbangan yang cantik di layar handphone pengguna.
Mengapa Dunia Memilih REST API? (Keunggulan)
Mengapa REST mengalahkan pendahulunya seperti SOAP (Simple Object Access Protocol) dan menjadi standar de facto web modern?
-
Fleksibilitas Format Data: Meskipun REST bisa menangani XML, HTML, bahkan Plain Text, ia sangat populer karena JSON. JSON jauh lebih ringan, lebih pendek, dan lebih mudah dibaca oleh manusia dibandingkan XML yang digunakan oleh SOAP. Ini membuat transfer data lebih cepat, sangat cocok untuk aplikasi mobile dengan koneksi internet yang tidak stabil.
-
Skalabilitas (Mudah Dibesarkan): Karena sifatnya yang stateless, server tidak terbebani memori sesi. Jika pengguna aplikasi Anda melonjak dari 100 menjadi 1 juta, Anda bisa dengan mudah menambah jumlah server tanpa pusing memikirkan sinkronisasi sesi antar server.
-
Independensi Teknologi: Anda bisa menulis backend server menggunakan Node.js hari ini, lalu menggantinya dengan Go-lang tahun depan tanpa harus mengubah satu baris kode pun di aplikasi Android atau iOS Anda, asalkan struktur JSON yang dikirimkan tetap sama.
Tantangan dalam Menggunakan REST API
Tentu saja, tidak ada teknologi yang sempurna. Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai:
-
Over-fetching & Under-fetching: Terkadang endpoint REST memberikan data terlalu banyak (misal: Anda hanya butuh “Nama User”, tapi API memberikan seluruh biodata lengkap). Atau sebaliknya, data terlalu sedikit sehingga Anda harus melakukan request berkali-kali. (Masalah ini kelak memicu lahirnya teknologi alternatif seperti GraphQL).
-
Keamanan: Karena berbasis HTTP teks biasa, REST API sangat bergantung pada lapisan keamanan tambahan seperti HTTPS (enkripsi SSL) dan standar otentikasi yang kuat seperti OAuth2 agar data tidak dicuri di tengah jalan.
Kesimpulan
REST API adalah jembatan vital yang menghubungkan berbagai pulau teknologi di internet. Dengan memahami prinsip kerjanya—mulai dari sifatnya yang stateless, penggunaan metode HTTP yang semantik, hingga struktur JSON yang ringan—Anda telah memegang kunci dasar komunikasi data modern.
Bagi seorang developer, menguasai REST API bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Bagi pemilik bisnis, memahami konsep ini membantu Anda menyadari betapa pentingnya integrasi sistem untuk efisiensi operasional.
Baca juga: Apa Itu Framework dan Library Dalam Programming? Pemula Wajib Memahaminya!
Semoga artikel yang lebih lengkap ini memberikan pencerahan baru bagi Anda tentang Apa itu Rest Api. Dunia digital terus berkembang, dan REST API adalah salah satu pilar kokoh yang menopangnya.
Baca juga versi bahasa inggrisnya disini: What Is a REST API? A Complete Explanation for Beginners
[elementor-template id=”315″]
