Apa Itu XML? Mengenal Bahasa Markup yang Pernah Merajai Dunia Data

Api.co.id – Dalam perjalanan belajar pemrograman atau manajemen data, Anda pasti pernah mendengar istilah HTML. HTML adalah bahasa yang membuat halaman web terlihat cantik di browser Anda. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang saudara kandungnya yang lebih “kaku” namun sangat terorganisir, yaitu XML?

Meskipun belakangan ini istilah JSON lebih sering terdengar di telinga para pengembang aplikasi modern, memahami apa itu XML tetaplah krusial. Mengapa? Karena XML masih menjadi tulang punggung bagi banyak sistem perbankan, konfigurasi aplikasi Android, hingga struktur dokumen Microsoft Word yang Anda gunakan setiap hari.

Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk XML, mulai dari pengertian dasar, struktur sintaksnya, hingga drama teknologi mengapa ia perlahan digeser oleh JSON dalam dunia API.

apa itu xml
image source: freepik

Pengertian Dasar: Apa Sebenarnya XML Itu?

XML adalah singkatan dari eXtensible Markup Language. Jika diterjemahkan secara bebas, ia adalah bahasa markup yang bisa diperluas atau dikustomisasi.

Berbeda dengan bahasa pemrograman (seperti Python atau Java) yang digunakan untuk melakukan perhitungan atau logika, XML adalah bahasa markup. Artinya, tugas utama XML hanyalah menyimpan dan membawa data, bukan menampilkannya.

Analogi Sederhana

Bayangkan Anda ingin mengirimkan sebuah paket berisi buku ke teman Anda.

  • HTML ibarat kertas kado dan pita yang membungkus paket tersebut agar terlihat menarik.

  • XML adalah kotak kardus kokoh dengan label “BUKU” di luarnya. Ia tidak peduli apakah kotaknya cantik atau tidak; fokusnya adalah memastikan isinya terlindungi, terstruktur, dan orang tahu bahwa isinya adalah “BUKU”.

“Extensible” Artinya Bebas Berkreasi

Kata kunci di sini adalah Extensible. Dalam HTML, Anda harus menggunakan tag yang sudah baku seperti <p> untuk paragraf atau <h1> untuk judul. Anda tidak bisa mengarang tag sendiri.

Di XML, Anda adalah bosnya. Anda bebas membuat tag sendiri sesuai kebutuhan data Anda. Ingin membuat tag <mobil>, <harga>, atau <nama_mantan>? Silakan saja, asalkan Anda mengikuti aturan penulisan sintaksnya.

Bedah Anatomi: Struktur dan Sintaks XML

XML dirancang dengan filosofi “tegas tapi adil”. Ia memiliki struktur hirarki pohon (tree structure) yang sangat rapi. Sebuah dokumen XML harus memiliki satu akar (root) yang mencakup semua elemen lainnya.

Mari kita lihat contoh sederhana data sebuah toko buku dalam format XML:

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>
<toko_buku>
  <buku kategori="fiksi">
    <judul>Laskar Pelangi</judul>
    <penulis>Andrea Hirata</penulis>
    <tahun>2005</tahun>
    <harga mata_uang="IDR">85000</harga>
  </buku>
  <buku kategori="teknologi">
    <judul>Belajar XML untuk Pemula</judul>
    <penulis>John Doe</penulis>
    <tahun>2023</tahun>
    <harga mata_uang="IDR">120000</harga>
  </buku>
</toko_buku>

Aturan Emas Sintaks XML

Agar dokumen di atas valid dan bisa dibaca oleh sistem komputer, XML memiliki aturan yang sangat ketat (jauh lebih ketat daripada HTML):

  1. Harus ada satu Root Element: Pada contoh di atas, <toko_buku> adalah induk dari semua data. Tidak boleh ada dua induk yang sejajar di level teratas.

  2. Tag Harus Berpasangan: Jika Anda membuka dengan <judul>, Anda wajib menutupnya dengan </judul>. Tidak boleh ada tag yang “jomblo”.

  3. Case Sensitive: XML membedakan huruf besar dan kecil. Tag <Nama> berbeda dengan <nama>. Jika Anda membukanya dengan huruf kecil, tutup juga dengan huruf kecil.

  4. Nesting yang Benar: Tag harus ditutup dengan urutan yang benar (LIFO – Last In First Out). Contoh salah: <b><i>Teks tebal miring</b></i>. Contoh benar: <b><i>Teks tebal miring</i></b>.

  5. Atribut Harus Dikutip: Nilai dalam atribut, seperti kategori="fiksi", harus selalu diapit tanda kutip.

XML vs HTML: Serupa Tapi Tak Sama

Banyak pemula yang bingung membedakan keduanya karena tampilannya mirip (sama-sama penuh dengan tanda kurung siku < >). Berikut perbedaan mendasarnya:

Fitur HTML (HyperText Markup Language) XML (Extensible Markup Language)
Tujuan Utama Menampilkan data (agar enak dilihat manusia). Membawa data (agar enak dibaca mesin/sistem).
Sifat Tag Statis (sudah ditentukan dari sananya). Dinamis (bisa dibuat sendiri).
Ketepatan Longgar (browser masih bisa menebak jika ada typo). Ketat (salah satu karakter, seluruh file error).

Singkatnya, HTML adalah tentang tampilan, XML adalah tentang konten.

Mengapa XML Digeser oleh JSON dalam Dunia API?

Inilah bagian paling menarik dari sejarah perkembangan web. Pada awal tahun 2000-an, XML adalah “Raja” dalam pertukaran data. Protokol komunikasi yang populer saat itu, SOAP (Simple Object Access Protocol), sangat bergantung pada XML.

Namun, seiring munculnya era mobile app dan arsitektur REST API, XML mulai ditinggalkan dan digantikan oleh JSON (JavaScript Object Notation).

Mengapa raksasa seperti XML bisa tumbang? Berikut adalah alasan utamanya:

1. Masalah “Berat Badan” (Verbose)

XML sangat boros karakter. Perhatikan bahwa setiap data harus memiliki tag pembuka dan penutup.

  • XML: <nama>Budi</nama> (19 karakter)

  • JSON: "nama": "Budi" (14 karakter)

Selisih 5 karakter mungkin terlihat sepele. Namun, bayangkan jika Google atau Facebook harus mengirimkan jutaan data per detik. Jutaan karakter ekstra dari XML akan membebani bandwidth internet dan memperlambat aplikasi. JSON jauh lebih ringkas, ringan, dan hemat kuota.

2. Kesulitan dalam Parsing (Penguraian)

Bagi programmer JavaScript (bahasa utama web), mengolah XML itu merepotkan.

  • Untuk membaca XML, browser harus memuat XML Parser yang berat, lalu menelusuri dokumen tersebut (DOM traversal) untuk mengambil datanya.

  • Sebaliknya, JSON adalah format asli JavaScript. Browser bisa langsung membacanya sebagai objek tanpa perlu alat tambahan yang rumit. Prosesnya jauh lebih cepat dan memakan lebih sedikit memori perangkat.

3. Struktur Array yang Kikuk

Dalam pemrograman modern, kita sering bekerja dengan daftar data (list atau array). JSON mendukung format array [...] secara natural. Sementara itu, XML tidak memiliki konsep array bawaan; programmer harus mengakalinya dengan mengulang-ulang tag yang sama, yang membuat kode menjadi tidak efisien.

4. Tipe Data

XML pada dasarnya memperlakukan semuanya sebagai teks (string). JSON bisa membedakan antara string, angka (number), boolean (true/false), dan null. Ini mengurangi beban kerja programmer dalam mengonversi data.

Jadi, Apakah XML Sudah Mati?

Jawabannya: Sama sekali belum.

Meskipun XML kalah telak dari JSON dalam urusan REST API dan aplikasi web modern, XML masih menjadi juara di sektor lain:

  1. Sitemap Website: Google Search Console menggunakan XML sitemap untuk memahami struktur website Anda agar bisa diindeks di mesin pencari.

  2. Konfigurasi Sistem: Banyak software enterprise dan framework (seperti Java Spring atau Android Studio) menggunakan XML untuk file konfigurasi.

  3. Dokumen Office: Tahukah Anda bahwa format .docx (Word) atau .xlsx (Excel) sebenarnya adalah kumpulan file XML yang dipadatkan (zip)? Itulah sebabnya dokumen Office modern lebih stabil dan ukurannya lebih kecil dibanding versi lama (.doc).

  4. RSS Feed: Fitur berlangganan artikel di blog masih setia menggunakan standar XML.

Kesimpulan

XML (Extensible Markup Language) adalah fondasi penting dalam sejarah teknologi informasi yang mengajarkan kita tentang pentingnya struktur data yang ketat dan terstandarisasi. Meskipun posisinya sebagai format pertukaran data utama di web telah digantikan oleh JSON yang lebih ringan dan cepat, XML tetap relevan dan digunakan secara luas di belakang layar sistem-sistem besar.

Bagi Anda yang ingin menjadi Full Stack Developer atau Data Engineer, memahami XML tetaplah sebuah kompetensi wajib. Anda tidak perlu mencintainya seperti JSON, tetapi Anda harus menghormatinya sebagai teknologi yang menjaga data dunia tetap teratur.

Jadi, ketika Anda melihat file dengan akhiran .xml nanti, Anda tidak perlu bingung lagi. Itu hanyalah sebuah “kotak kardus digital” yang sedang menjalankan tugas mulianya: menjaga data agar tetap aman dan terstruktur sampai ke tujuan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top